Hari mulai senja, saat kupandangi langit jingga yang tengah merona. Buaian angin yang berhembus perlahan menandakan malam sebentar lagi akan menjelang. Sayup-sayup suara adzan magrib mulai berkumandang dari kejauhan.

Hahaha..
Pikiran konyol apa itu? Sejak kapan aku jadi sedemikian melankolis pada hal-hal yang berbau seperti itu? Hmm kurasa sejak aku mengenalmu.
Hahaha..
Kali ini sungguh benar-benar konyol.
Apakah kau ingat, saat kita pertama kali berjumpa? Bagiku hari itu, rasanya seluruh dunia tersedot ke dalam manik matamu yang teduh. Hahaha asli ini lebay. Tapi memang itulah adanya. Kau mengalihkan pandanganku dari semua hal yang ada disekelilingku. Bahkan aku tak sedikitpun mendengarkan percakapan orang tua kita yang tengah bercengkrama kala itu. Aku terpaku. Terpaku pada dunia khayalan yang menangkap semua anganku. Dan disana, isinya hanya tentangmu.
Hahaha..
Kau sungguh racun luar biasa yang mampu membius semua kesadarnku. Bahkan aku tidak sadar saat orang tuaku menegurku dan mengajakku pulang. Aku memang tidak menatapmu. Sungguh, aku tak sanggup melakukan itu. Tapi aku sedang tenggelam dalam dunia bayanganku. Yaa, tidak menatapmu saja efeknya bisa seperti itu, bagaimana jika harus menatapmu sepanjang waktu? Kurasa aku tak akan berpijak lagi dengan kakiku. Hahaha mau dianggap lebay, bodo amat! wkwk
Tapi, pertemuan hari itu terasa sangat singkat. Ya, jika kuhitung-hitung, kurasa tidak lebih dari 15 menit saja. Waktu yang amat sangat singkat. Namun bagiku, waktu saat itu terasa seolah berhenti. Dan kenangan hari itu, begitu membekas indah dalam goresan memori hidupku :)
Hmmm, sejak hari itu, aku selalu bertanya-tanya dalam benakku. Siapa kamu? Dan mulai merutuki kebodohanku, kenapa aku tidak bertanya padamu saat itu? Kenapa aku justru tenggelam dalam duniaku dan mengabaikan kesempatan untuk bisa mengenalmu? Tapi aku sungguh tak sanggup rasanya walau hanya menatapmu, entah bagaimana jika harus bicara denganmu? >.<
Namun ternyata, Allah punya cara yang indah untuk mempertemukan kita kembali. Hahaha, sungguh aku merasa sangat konyol jika mengingat itu semua.
Setahun berlalu, dari perjuampaan singkat kita yang tak pernah terencana. Hingga akhirnya, hari kedua di bulan syawal, kau hadir dengan cara yang baru dan mengejutkanku. Hahaha, Allah memang sebaik-baiknya pembuat rencana. Kini, aku hanya bisa bersyukur, bersyukur dan bersyukur. Atas segala nikmat dan anugerah serta keajaiban-keajaiban indah yang Allah berikan padaku di setiap alur takdirku yang berliku.
Aku bahagia. Sungguh sangat bahagia bisa diberi kesempatan oleh-Nya untuk merasakan betapa Indah dan Tentramnya saat hati ini memang hanya bersandar kepada Pemiliknya ^^
Untuk kamu, yang saat ini sedang entah berada dimana. Aku harap, doa-doaku selalu menjumpai doa-doamu di atas sana. Biarlah Allah sekali lagi menunjukkan keajaiban takdirnya pada kita :)
Dan terima kasih, atas tawaran niat baiknya. Semoga dilancarkan dan dimudahkan oleh Allah Ta'ala ^^
Bandung, 11 September 2015
Saat senja menapaki langit jingga
0 komentar:
Posting Komentar