Aku hanya ingin menyapamu.
Menyapa biasa seperti malam bertemu pagi. Seperti embun menyapa mentari. Seperti pelangi menyapa sunyi di sudut pagi. Seperti aku menatapmu di balik dinding kasat mata yang sunyi.
Aku hanya ingin menyapamu.
Menyapamu dalam rindu yang tak bertemu. Menyapamu dalam sunyi yang tak bertepi. Menyapamu dalam hening yang tak pernah kering.
Seperti malam yang setia pada bintang, dan seperti mentari yang setia pada bumi, atau seperti samudra yang setia pada riak ombak dan gelombangnya.
Biarkan aku berjalan seperti biasanya. Biarkan aku berjalan seolah tak ada kau disana. Biarkan aku berjalan seolah aku sedang bercengkrama pada duniaku saja.
Biarkan semua mengalir sebagaimana mestinya. Tanpa ada pura-pura. Tanpa ada rekayasa. Biarkan takdir menyelesaikan tugasnya. Seperti biasa.
Aku tak ingin menyapa hujan, saat mendung belum kujumpai. Aku tak ingin menyapa badai, saat angin belum pernah kusambangi. Dan aku tak ingin bercengkrama dengan embun pagi, saat malam yang dingin nan panjang ini belum aku lewati.
Biarkanlah.
Biarkanlah semua berjalan seperti ini adanya. Agar kisah ini justru menjadi bermakna. Agar cerita ini berakhir dengan kejutan yang luar biasa. Dan mungkin bisa saja hal ini justru akan menjadi sebuah sejarah yang sangat berharga dalam hidup kita.
Jadi, biarkan aku menyapamu seperti biasanya.
Seperti air menyapa angin yang beriak di permukaannya. Tanpa alasan. Tanpa penjelasan. Tanpa kepalsuan.
Ya, yang ada hanyalah apa adanya...
1 komentar:
mantapp
Posting Komentar