Selasa, 17 November 2015

Purnama yang Terbelah

Kau. Adalah refleksi antara bahagia dan duka.
Kau. Adalah surga sekaligus luka.
Kau. Adalah dunia sekaligus penjara.
Kau. Adalah segalanya sekaligus perajam jiwa.

Ada begitu banyak makna yang tak mampu kusebutkan untuk menguraikan semua hal tentangmu. Tentang kehadiranmu yang selalu kutunggu, hingga luka itu hinggap menyapu segala impianku.

Ada begitu banyak kisah yang telah terukir indah tentang segala kebersamaan denganmu. Tentang kita yang menikmati hari-hari tanpa resah sebelum badai itu menerjang semua harapanku.

Kau adalah segalanya untukku. Jika saja kau tahu betapa dalam dan berharga nya arti dirimu untukku. Mungkinkah engkau masih tega melakukan hal itu terhadapku?

Ooh pemilik sebagian darahku, andai saja aku dapat memutar waktu. Sungguh aku ingin selalu berada disampingmu. Membersamai mu dalam setiap detik waktu yang mengalir dalam kehidupanmu. Membersamai mu dalam setiap nafas perubahan yang tak pernah lelah engkau hembuskan. Membersamai mu dalam setiap langkah kebaikan yang selalu engkau jadikan motivasi kehidupan.

Aahh sudahlah...
Toh kini semua sudah berlalu. Luka ini mampu tercipta justru merupakan sebuah bukti cinta.
Ya. Aku terluka karena aku mencintaimu. Sangat. Semakin aku mencoba mengatakan betapa aku membencimu, justru hal itu semakin menunjukkan betapa sebenarnya aku sangat mencintaimu.

Ibu, maafkan putrimu... T.T
Aku Mencintaimu, Mom. Dengan segenap jiwa dan ragaku. Dan seluruh hidupku. Aku mencintaimu. Seumur hidupku aku tak akan mampu membencimu. Tak akan Pernah.

0 komentar:

Posting Komentar