Sabtu, 15 November 2014

Dibawah Rinai Hujan

Sore ini, dibawah rinai hujan yang menari dengan lembut aku berjalan. Berjalan dalam keheningan. Berjalan dalam ketenangan. Berjalan dalam keyakinan. Seulas senyum terpasang manis dibibirku.
Sesekali kakiku menari dan berayun di atas rerumputan basah, bersenandung dan berputar-putar. Menyapu udara lembab yang memeluk hangat.
Tetes-tetes kecil hujan bagaikan ribuan kristal indah yang berguguran dengan ceria. Menikmati dunia dengan tawa dan bahagia.
Senja sore ini basah. Ya, basah oleh hujan yang terus mengguyur bumi tanpa henti. Tetapi kali ini dengan rinai hujan yang anggun. Dengan tetes-tetes indah yang membuai. Dan dengan pelukan hangat udara yang berembun dan lembab.
Ya, hujan tak turun dengan ganasnya. Ia tersenyum kecil kepada senja dan mengerling jahil kepada jingga. Tertawa kecil melihat mereka berdua cemberut karena tak bisa menari sore ini. Hanya berjalan dan bermain di bumi menikmati hujan yang turun dengan perlahan.
Ya. Hari ini adalah waktu untukku berdamai dengan semuanya. Dengan diriku. Dengan orang lain. Dengan lingkunganku. Dan dengan masa laluku.
Dibawah bulir-bulir hujan. Aku, senja dan pelangi berjalan perlahan sambil merentangkan kedua tangan. Mengitari dan menari di atas padang rerumputan yang hijau membentang. Kutengadahkan kepalaku ke atas menikmati tiap tetes-tetes air yang jatuh dengan mesra membelai pipiku. Hari ini, aku hanya ingin tersenyum dan diam :)
Seperti hujan yang turun dengan diam. Tanpa celotehan nakal seperti biasanya. Hanya menyunggingkan senyum manis dan jahil yang menggemaskan. Terus memeluk bumi dengan mesra dan menenangkan hingga malam menjelang.
Ya. Hari ini terasa begitu menenangkan. Semoga tetap bertahan hingga malam...

0 komentar:

Posting Komentar