Rabu, 12 Maret 2014

Kenapa Fakultasku di pecah menjadi tiga???

Diskusi bersama Bp. AT Hanuranto selaku Dekan Fakultas Teknik
Akhir-akhir ini seantero kampus Telkom Engineering School atau yang biasa disebut TES dihebohkan dengan berita dari Institusi bahwa akan ada pemugaran Fakultas. TES yang tadinya Fakultas Teknik rencananya akan dipugar menjadi tiga Fakultas, yakni Fakultas Elektro, Fakultas Informatika dan Fakultas Rekayasa Industri. Berbagai kecaman dan teriakan tidak setuju pun bermunculan meski tidak sedikit pula yang memilih diam dan tak ambil pusing pada permasalahan ini. 

Namun, sebagian mahasiswa yang cukup peduli akan masa depan kampus ini, mulai bersuara dan mempertanyakan apa latar belakang dari pemugaran Fakultas ini. Karena sebelumnya sudah cukup heboh dengan adanya peristiwa penyatuan empat kampus menjadi satu Universitas. Maka, berita ini semakin menambah gumpalan kekesalan sebagian mahasiswa kepada Institusi yang dianggap sangat diktator karena membuat keputusan tanpa adanya persetujuan dari sebagian besar mahasiswa. Lalu, apa sih sebenarnya yang menjadi pertimbangan Institusi untuk memecah Fakultas Teknik menjadi tiga Fakultas?

Pada hari senin, 10 maret 2014, redaksi mendapat kesempatan untuk bertemu dan diskusi secara langsung dengan bapak Dekan TES (Fakultas Teknik) yaitu Bapak AT Hanuranto, yang dalam hal ini beliau menyampaikan beberapa point penting terkait pemugaran TES menjadi tiga Fakultas.

Menurut beliau TES akan kehilangan eksistensinya jika hanya dikenal sebagai satu Fakultas Teknik dalam sebuah Universitas yang besar. TES akan terhambat perkembangannya karena tidak semua prodi-prodi yang terhimpun di dalam TES mampu bersaing sehebat prodi-prodi yang memang sudah dari awal memiliki segudang prestasi.

Maka, salah satu tujuan dari pemugaran ini adalah untuk memberi kesempatas bagi prodi-prodi yang selama ini mungkin tidak terlihat dan terkesan berlindung di balik kepopuleran prodi-prodi lain untuk berkembang dan memiliki posisi prestasi yang sama. 

Karena jika masih terhimpun dalam satu Fakultas, TES terbilang cukup besar massanya. Hal ini akan membuat persaingan semakin besar dan kemungkinan berkembangnya prodi-prodi baru semakin kecil. Dengan adanya pemugaran ini, diharapkan prodi-prodi yang tadinya masih belum efektif mengembangkan seluruh potensinya dapat mulai bangkit dan bersaing dengan prodi-prodi populer lainya. Salah satu itikad baik institusi adalah, ingin adanya pemerataan kualitas, baik nantinya dari fakultas elektro, fakultas informatika maupun fakultas rekayasa industri. 

Beliau juga berpesan, hendaklah mahasiswa dan seluruh civitas akademik di TES khususnya tidak memandang permasalahn ini hanya dari sisi negatifnya. Masalah memang akan selalu ada di dalam sebuah perubahan, tapi akan selalu ada juga hal positif dan kemungkinan terbaik yang dapat diambil dari sebuah perubahan. Perubahan besar-besaran ini memang membutuhkan banyak pengorbanan, namun seiring berjalannya waktu, sebuah pengorbanan besar akan memperolah hasil yang sebanding dengan segala pengorbananya. Seperti masalah Kampus kita, dimulai dari penyatuan Kampus menjadi Universitas, ditambah pemugaran satu Fakultas menjadi tiga. Mungin diawal terlihat berat karena harus mengatur ulang segala hal yang tadinya sudah terususun rapi, tapi jangan pernah melupakan adanya kemungkinan baik dari segala kejadian. Semua akan selalu memiliki dua dampak, dampak positif dan negatif. Karena memang kedua hal itu diciptakan Tuhan untuk selalu saling berdampingan. Maka, lihatlah sisi positifnya, jangan hanya terpaku pada sisi negatifnya, kemudian bantu mewujudkan mimpi-mimpi itu bersama.

Kampus ini bisa menjadi besar, jika adanya kerjasama dari seluruh civitas akademiknya. Untuk pertanyaan, mengapa kampus ini harus menjadi seperti sekarang, itu sudahk bukan hal yang layak untuk kembali diperbincangkan. Toh, kini semua perubahan telah terjadi, masihkan lagi kita sempat untuk membicarakan masalah-masalah yang telah lewat berlalu? Sedangkan perubahan telah melesat dengan begitu cepat didepan mata kita. Akankah kita membiarkan Kampus ini tertinggal jauh dari yang seharusnya hanya karena kita masih saja mempertanyakan hal-hal yang pada dasarnya sudah tidak dapat lagi dikembalikan seperti semula? Atau memilih melihat potensi yang ada didepan mata dengan memanfaatkan segala bentuk perubahan yang ada demi kemajuan dan semakin berkembangnya Kampus kita tercinta?

Saatnya untuk bangun kawan, dari paradigma yang akan mengkotakkan kita pada sisi negatif dari semua perubahan ini, marilah menyatukan paradigma bahwa kampus ini sanggup menjadi besar dengan segala keterbatasannya. Bukan tidak mungkin bahwa kampus ini bisa menjadi lebih hebat dan lebih terkenal dari STT Telkom yang dulu kita banggakan. Bukan tidak mungkin pula setiap fakultas-fakultas baru yang nantinya akan lahir bisa lebih hebat dari IT Telkom yang dulu kita agung-agungkan. Semua kini hanya tergantung pada seluruh civitas akademiknya, mau dibawa kemana kampus ini kedepannya. Akankan menjadi hebat atau tenggelam ditelan zaman. Kitalah yang menentukannya kawan. Salam mahasiswa. :)

0 komentar:

Posting Komentar