Dahulu, saat semua masih bersemi dalam kemilau indahnya peraduan dua muara, hati ini buta tak pedulia akan dunia dan isinya
Dahulu, saat mendung hitam dengan kokoh dan congak memayungi di setiap perjalanan, kaki ini tak gentar walau harus terseok-seok bahkan merangkak-rangkak pelan
Dahulu, saat fatamorgana indah menjadi genggaman dalam perjalanan, mata ini terbutakan akan setiap kebenaran yang datang
Memang, memang hati tak ubahnya sebuah lukisan bening yang selalu menggambarkan pahit dan perihnya kehidupan
Terkadang, jeritan batin mampu menggemparkan seluruh sendi-sendi kehidupan
Pelik memang...
Tapi, akan selalu ada jalan terbentang
Bagi yang terus mengayuhkan langkah menuju peraduan yang gemilang
Bagi yang terus bersimbah darah menghalau badai topan godaan iman
Bagi yang masih menggenggam benang merah kekihlasan dan pengabdian
Jalan itu pasti akan datang . . . ^_^
0 komentar:
Posting Komentar