Lautan terlihat membisu diujung samudra semu, menatap malam yang kembali kelabu dan beku. Tatapan hampa penuh luka itu menengadar dengan pasrah, terhampar dalam lelah, meregang dalam kenangan hampa. Semua terlihat tak berwarna meski pendar-pendar cahaya jingga masih tersisa di angkasa.
Sore ini, langit seolah tau, bumi seolah mengerti, dan angin seolah memahami lalu kemudian menggiring mendung yang dengan berat hati akhirnya kembali menutupi seantero bumi. Membiarkan lautan kembali mengamuk seperti biasanya, membiarkan ia menyelesaikan dan menumpahkan segala amarahnya, kekesalan, kekecewaan, kejengkelan bahkan luka yang dirasakannya. Semua ang tengah melandanya benar-benar membuatnya hilang akal dan hampir gila.
Seperti sore ini, Lautan memang masih diam tak bergeming pada tempatnya. Tapi dari sorot matanya semua faham, ada yang terpendam disana dan menuntut untuk segera dilepaskan. Entahlah, seberapa besarnya kemarahannya kali ini. Yang jelas, pasti akan menjadi malam-malam penuh mimpi buruk dan kenangan-kenangan yang mengerikan.
Mau tak mau, memang semua harus memahami lautan. Terlalu besar memang beban yang harus ia tahan. Semua harus dipikulnya sendirian. Sedari ia lahir, ia memang sudah ditakdirkan untuk menampung segala sesuatu yang bahkan bukan miliknya, suka ataupun tidak suka, mau ataupun tidak mau, sukarela ataupun terpaksa, semua tetap akan melepaskan segalanya padanya. Semua tetap harus ditanggungnya seorang diri. Semua tetap akan menjadi tanggung jawabnya, bahkan sekalipun itu bukan karena kesalahannya.
Sungguh, aku sebenarnya sangat iba melihatnya. Ia terlihat sering sekali terdiam melamun seorang diri, dan bermuka keruh. Aku ingin menghiburnya, namun sayang sangat sulit untuk berkomunikasi denganya. Ia sangat tertutup, meski kami semua tau ia sangat baik hati. Tapi ia tak pernah membiarkan kami masuk dalam hidupnya terlalu dalam. Ia membangun benteng pertahanan yang amat sangat kokoh dan sangat sulit kami tembus. Ia pernah berkata, "Hidupku penuh dengan bahaya, jangan pernah sekalipun berusaha mencari tau atau ingin tau lebih banyak, atau kalian akan celaka".
Haaahhhhh...
Kami semua hanya bisa menghela nafas berat, terlalu banyak rahasia yang ia sembunyikan. Entah apa yang ada didalam sana, sesuatu yang tersimpan rapi didasar hatinya. Semuah rahasia besar yang hanya disimpannya untuk dirinya sendiri. Entahlah, hanya saja terkadang sangat menyakitkan melihatnya begitu tertekan dan terlihat begitu depresi.
Seperti hari ini, bukan hal yang aneh melihat lautan menampilkan wajah sesendu dan sehampa hari ini. Entah apa yang hilang dari hidupnya, kamu semua tak akan mampu menebaknya. Hanya perhatian kecil inilah yang dapat kami berikan untuk meringannkan bebannya.
Perlahan, langit telah menggelap dengan sempurna, petir dan halilintar telah bersiap siaga menerima kehadiran badai yang sepertinya sebentar lagi akan mengamuk dipermukaan laut. Yaa, malam ini, lautan akan kembali menangis, meski ia tak memperlihatkannya dan berusaha menutupinya dengan menghadirkan badai di permukaannya. Tapi kami semua tahu, bahwa ia benar-benar terluka begitu dalam dan menangis tersedu-sedu dibalik gelombang pasang. Semoga saja, esok hari, setelah mengamuk dengan hebatnya malam ini, lautan akan kembali berseri. Beriak-riak dengan ombak dan menari bersama pelangi di pagi hari.
0 komentar:
Posting Komentar