Minggu, 22 September 2013

Sakit

Sakit.
kata itulah yang mampu menerjemahkan semua rasa yang berkecamuk dalam dadaku malam ini. tak tahulah apa penyebab dada ini begitu sakit dan sesak, jika memang ada goresan luka aku tak yakin itu karena kesalahan organ vital didalamnya.

ini karena sesuatu. yah. memang. hanya itu yang mampu membuatku merasakan sakit sedemikian rupa. tak ada faktor lain. mungkin aku termasuk orang bodoh yang mau bertahan dengan luka yang menyayat2 di setiap jejak kehidupan bersamanya, namun siapa lagi yang mampu bersamanya jika bukan aku?
telah banyak kisah yang dia untai hanya untuk menginginkan harapan yang sama, namun tak ada satu untaian pun yang berhasih tersambung. Jika bahkan benang kecil ini pun harus terurai, berapa banyak lagi untaian - untaian yang akan terus berceceran memenuhi lantai ruang dan waktu penuh luka dan dendam?

aku ingin bertahan bukan karena apapun. hanya karena aku sangat ingin bersamanya. tak lebih. perasaan ini begitu murni. bahkan aku sampai merasa sakit sendiri oleh perasaan yang tak pernah kuundang datang dan menyusup ke dalam relung kalbuku ini. apa mungkin rasa ini memang belum terbalaskan?
apakah memang hanya aku yang terus mencoba untuk bertahan?

memang aku tak pernah mencoba untuk ikhlas melepaskan, tentu tidak. tapi jika ini terus berlanjut, apakah memang au akan mampu terus hidup dalam kungkungan rasa yang hanya sepihak saja?

jiak memang rasa ini bersambut? mengapa rsa sakit ini masih hinggap menggelayuti setiap relung2 batinku?
mengapa setiap persoalan kecil bahkan tak mampu terselesaikan dengan mudah? kenapa harus terus menguntai rasa sakit jika memang berdiri di atas benang kepercayaan?
ataukah memang ini semua tak ada artinya?

aku tidak ingin mempercayai itu semua. tapi malam ini, semua seakan memberi jawaban. ini seperti minyak dan api. meski kedua2nya ingin bertahan untuk bersama. mereka memang tidak ditakdirkan bersama. atau jika memang memaksa, mereka akan terbakar dan habis tak tersisa.

tapi aku masih belum percaya. minyak masih punya kesempatan untuk menjadi air. tapi api?
adakah punya kesempatan untuk menjadi es?
ada.
akan selalu ada jika mau untuk berusaha.
sayangnya. maukah ia berusaha?
jiak memang ini hanya sepihak saja, harapan itu tak ubahnya hanya sebuah harapan kosong belakan yang tak akan pernah menjadi nyata...


0 komentar:

Posting Komentar