Selasa, 19 Mei 2015

Catatan Terakhir Untukmu

Dua tahun sudah berlalu, sejak pertama kali kita memutuskan untuk hidup bersama. Kau tahu, terlalu banyak kurasa hari-hariku yang telah kau warnai. Dan sudah tak terhitung rasanya, berapa kali aku menempatkanmu di hampir setiap sudut kehidupanku. Kau sungguh sangat berharga bagiku, walau mungkin kau tak pernah sadari itu. Dan mungkin juga karena aku tak pernah mengatakannya padamu. Tapi sungguh, kau adalah harta berhargaku, kau adalah hal yang paling indah yang pernah kudapatkan setelah orang tuaku selama aku hidup. 

Ahh, andai saja aku mampu mengatakannya padamu. Tapi, kurasa tetap percuma, tetap tak akan mampu mengubah keputusannmu seandainya kini kukatakan padamu. Kau tau? kebersamaan ini adalah hal yang amat sangat aku impikan sedari saat awal kita berjumpa, mungkin kau tidak merasakan dan menginginkan hal yang sama denganku. Yaa, aku tau, aku hanyalah serpihan kecil yang hadir di hidupmu, sangat berbeda denganmu yang merupakan sebagian besar dari cerita hidupku.

Aku menyayangimu, sungguh, sangat menyayangimu. Kenapa kau harus pergi disaat aku bahkan tak pernah berfikir kita akan berpisah? Kenapaa?? Kenapa tak kau katakan diawal pertemuan kita bahwa kau tak akan selamanya ada disampingku?? Kenapaa???? Kenapa saat aku sudah terbiasa dengan hadirmu disampingku, kau harus menghempaskan aku pada kenyataan bahwa aku tetap akan kembali sendiri??? KEnapaaa???

JAwab aku. Jangan diam saja. Air matamu bukanlah jawaban untukku. KAu hanya akan membuatku ikut menangis dan membuang air tak berdosa ini semakin banyak!

Kau tahu? Setiap hari, saat aku merasa begitu lelah dengan segala hal yang terjadi dihidupku, aku diam-diam akan memandagimu dari balik ruang hidupku, dan mencari secercah cahaya penuntun agar aku kembali bangkit dan kembali menemukan alasanku untuk berjuang.

Kau tahu? Setiap aku merasa buruk dan kesadaranku mulai habis, aku akan mendatangimu, menemukan secercah keindahan dari balik tutur dan nasehatmu, lalu kita akan bermunajat bersama untuk mengeyahkan resahku.

Kau tau? Disetiap jalanku, selalu kusematkan namamu di setiap sudut-sudutnya, agar aku selalu ingat, bahwa setiap aku hendak melangkah keluar dari jalanku, aku akan kembali, karena aku tau, dijalan tempatmu beradalah aku akan selamat.

Dan kau TAUU??? Walau aku selalu terlihat tidak menyenangkan untukmu, aku selalu menyematkan namamu disetiap doa2 Rabithah ku, berharap bahwa persahabatan ini tak hanya akan terjalin di dunia fana ini saja, tapi kita tetap akan berjumpa dan bersahabat kelak di dunia abadi sana.

KAU tahu sahabatku? 
Tanpamu disisiku, aku tak tahu bagaimana aku akan menjalani hari-hariku. Aku terlalu terbiasa hidup bersamamu, aku terlalu terbisa dengan kehadiranmu, aku terlalu terbiasa dengan pertengkaran kecil denganmu, aku terlalu terbisa dengan canda tawamu. Aku tak sanggup rasanya memikirkan saat tak ada lagi kamu disisiku. Sungguh itu sangat menyakitkan.

Siapa yang akan membangunkan aku setiap pagi lagi? Siapa yang akan mengingatkan jam shalat dan makan ku lagi? Siapa yang akan menasehati aku saat aku futur lagi? Siapa yang akan menyambutku saat aku pulang? Siapa yang akan menemaniku tidur lagi saat aku merasa takut sendiri? Siapa yang akan membuat hari-hariku berwarna lagi?  Siapaa?? T.T

Aku tidak ingin berpisah denganmu, Sungguh aku tidak mau T.T
Tapi aku tau, apapun yang aku katakan, kau tidak akan mengubah keputusanmu. Aku hanya bisa tak setuju dalam diam, menangisi kemalanganku sendirian, menulis hal tak berguna ini sambil berurai air mata. Entah kau akan tahu bahwa aku menulis untukmu atau tidak. Aku tak peduli, yang ku tau saat ini, aku begitu sakit dan kehilangan...

Kehilangan sosok yang sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri. Meski dalam sehari kita hanya bertemu beberapa saat, bahkan pernah dalam seminggu kita hanya bersapa beberapa kali karena kesibukan masing-masing, tapi akan selalu ada hari dimana kita bisa menghabiskannya berdua. Hanya berdua atau bersama beberapa teman lainnya. Mengingat hal itu, hanya membuatku semakin terpuruk. Sangat sakit rasanya, seolah jantungku diremas paksa oleh tangan besi dan berkawat duri. Sesak sekali, kau tau bagaimana rasanya kehilangan? Kuharap kau tidak tau, karena itu sangat menyakitkan...

Siang itu, saat kau mengatakan kau akan pergi, aku hanya bisa diam dan meninggalkanmu sendiri. Aku tak bermaksud ingin menyakitimu dengan sikapku, namun aku juga tak tahu harus bereaksi seperti apa. Aku teramat sangat merasa kecewa dengan keputusanmu. Sungguh kecewa dan terluka. Kenapa kau sangat tega meninggalkanku seperti ini, setelah sekian lama kita hidup bersama. Tanpa pemberiathuan, tanpa peringatan, tanpa pembicaraan sebelumnya. Kau dengan tiba-tiba memutuskan akan pergi, dan dalam waktu cepat. Hanya berjarak beberapa hari dari saat kau memberitahuku kau akan pergi. 

Dan, ooohh Tuhan. Kau ingin aku bereaksi seperti apa mengetahui kenyataan ituu girl???

Marah, Mengamuk ,Meneriakimu?? Sungguh hal itu sangat ingin aku lakukan jika memang mungkin. Tapi, tentu tak akan aku lakukan. Aku tak ingin menambah catatan hitamku dibukumu.

Dan hari ini, setelah bergulat dengan air mata dan tulisan tentangmu seharian penuh. Akhirnya aku hanya bisa pasrah. Pasrah pada takdir yang menorehkan kisah kita. Pasrah pada Sang Pemilik sebaik-baiknya rencana, mungkin dibalik kejadian hari ini, Tuhan telah menyiapkan hal yang tak akan pernah kita duga sebelumnya.

Yaapp. Ya sudahlah jika itu sudah menjadi keputusanmu. Kuharap, hari-harimu selalu bahagia disana, yaahh walau aku tahu selama ini kau selalu bahagia, ada ataupun tak ada diriku haha..
Dan doakan aku, semoga aku mampu menjalani hari-hariku dengan baik dan tak pernah pergi keluar dari jalanku karena pagar pembatasnya telah pergi :')

"Ku harap kau akan selalu mengingatku, mengingat bahwa kita pernah berjuang bersama, melewati malam-malam yang menenangkan bersama, melewati hari-hari yang menyenangkan bersama, dan mengabdi kepada Rabb kita bersama. Pesanku, Jika suatu hari nanti, ternyata kau mendapatiku berada di salah satu jurang neraka, kumohon katakan pada Rabb kita bahwa dahulu kita pernah bersahabat karena-Nya dan mintakan izin agar kita tetap bisa bersahabat selamanya"

Uhibbuki Fillah Ukhti... :')
(Bandung, 20 Mei 2015)