Pahit. Ya, seperti rasa obat anti nyamuk. Jangan tanya bagaimana aku tau rasanya, hanya orang bodoh yang mau berusaha mencoba rasa khas dari obat anti nyamuk. Ini analogi sederhana yang aku dapat, karena ga tau lagi harus mikir analogi apa. Obat anti nyamuk memang bukan satu2nya yang rasanya pahit. Tapi dialah satu2nya yang aku temukan tak memili cukup banyak manfaat untuk sekelilingnya kecuali membasmi nyamuk namun tetap saja berdampak buruk bagi penggunanya.
Yaa, memang begitulah faktanya, mau obat anti nyamuk manapun, mau se-modern apapun, semua tetap beracun, judulnya memang anti nyamuk sih, namun imbasnya bukan hanya pada nyamuk, tapi juga makhluk hidup disekitarnya, walau memang dengan dosis tertentu tak berpengaruh besar, namun jika terus-terusan??
Semua akan merusak. mau seberapa kuatnya fisik, mau seberapa tangguh menjaga ruinitas pola hidup sehat, semua tetap akan berdampak.
Sebenernya tulisan ini ga ada hubungannya sama obat anti nyamuk, hanya saja, tercetus ide, betapa menyedihkannya kita jika diibaratkan hidup menjadi seperti sang obat anti nyamuk. Mungkin di sisi lain kita memang bermanfaat bagi sekeliling, namun disisi lain juga berdampak merugikan bahkan meluas hingga ke berbagai kalangan. Lalu apa arti bantuan yang kita berikan jika ujung2nya hanya memberi manfaat sesaat tapi memberi mudharat yang lebih banyak?
Ironis memang, tapi terkadang memang ada sebuah kenyataan yang tak pernah terbayangkan terjadi. Yaah, belajar dari masa lalu memang guru terbaik, tapi tak juga membantu jika memang di masa transisi tidak ada motivasi dan harapan untuk maju. Peran orang terdekat memang sangat dibutuhkan dalam hal ini. Tapi semua memang harus kembali paad pribadi masing2.
Ada kalanya seseorang dituntut harus menerima semua keadaan dengan berlapang dada. Semua bukan karena kebetulan. Semua karena memang itulah yang sedang ia butuhkan. Karena suatu saat nanti, bisa jadi dalam hidupnya akan bertemu dunia yang tidak ada satupun keadaan yang sesuai dengan keinginannya, disinilah ia harus dituntut dewasa, pengalaman masa lalu akan mengajarkannya bagaimana bersikap yang seharusnya.
Lagi-lagi semua tak kan mampu dilakukan sendiri. Jika memang berat untuk memperoleh sesuatu yang dipercayai. Cukup percaya satu hal saja. Jadilah pribadi yang tidak merugikan. Tak peduli bermanfaat atau tidak bagi sekitarmu, yang penting jangan jadi benalu yang membuat kebahagiaan orang lain terenggut hanya karena ulah mu sekecil apapun.
Alangkah baiknya jika mampu memberi manfaat dan tak merugikan bagi siapapun. Cukup melakukan mana yang menurutmu mampu kamu lakukan untuk kebaikan. Jangan berfikir bahwa dunia harus melihat apa yang kamu kerjakan, karena itu akan menimbulkan derita baru dalam hidupmu, ketika engkau sudah memiliki harapan untuk diakui sekelilingmu dalam hal apapun, itu tanda kau akan mengeyam kesengsaraan seumur hidup selama belum diakui siapapun :)
Janganlah hidup untuk menjadi seperti yang orang lain inginkan, tapi hiduplah menjadi seperti yang seharusnya kamu lakukan ^^
Ingat, "Riya' itu seperti semut hitam, diatas batu hitam, dalam gelap malam". Jadi, berhati-hatilah sesngguhnya ia menyusup kedalam hatimu sedangkan kamu tak menyadarinya...