Rabu, 15 Mei 2013

Hikmah sebuah musibah


Seorang mandor bangunan yg berada di lt 5 ingin memanggil pekerjanya yg lagi bekerja di bawah... 

Setelah sang mandor berkali-kali berteriak memanggil, si pekerja tidak dapat mendengar karena fokus pada pekerjaannya dan bisingnya alat bangunan.Sang mandor terus berusaha agar si pekerja mau menoleh ke atas, dilemparnya Rp. 1.000- yg jatuh tepat di sebelah si pekerja.

Si pekerja hanya memungut Rp 1.000 tsb dan melanjutkan pekerjaannya.

Sang mandor akhirnya melemparkan Rp 100.000 dan berharap si pekerja mau menengadah "sebentar saja" ke atas.

Akan tetapi si pekerja hanya lompat kegirangan karena menemukan Rp 100.000 dan kembali asyik bekerja.

Pada akhirnya sang mandor melemparkan batu kecil yang tepat mengenai kepala si pekerja. Merasa kesakitan akhirnya si pekerja baru mau menoleh ke atas dan dapat berkomunikasi dengan sang mandor...

Cerita tersebut di atas sama dengan kehidupan kita, Allah selalu ingin menyapa kita, akan tetapi kita selalu sibuk mengurusi "dunia" kita.

Kita diberi rejeki sedikit maupun banyak, sering kali kita lupa untuk menengadah bersyukur kpd NYA

Bahkan lebih sering kita tidak mau tahu dari mana rejeki itu datang···

Bahkan kita selalu bilang ··· kita lagi "HOKI!"

Yang lebih buruk lagi kita menjadi takabur dengan rejeki milik Allah.

Jadi jangan sampai kita mendapatkan lemparan "batu kecil" yg kita sebut musibah ...! agar kita mau menoleh kepada-NYA.

Sungguh Allah sangat mencintai kita, marilah kita selalu ingat untuk menoleh kepada NYA sebelum Allah melemparkan batu kecil hanya sekedar untuk menyentuh hati kecil kita yang kerdil dan hina...

Semoga bermanfaat.


x

Senin, 13 Mei 2013

Sepenggal Kisah ^_^



Perlahan meluncur air mata ini dipipiku saat membaca sebuah kiriman yang berisikan fakta yang selama ini kucoba untuk ku tepis dan tak kuhiraukan, perasaan sedih bercampur haru menyatu tak tentu arah didalam kalbu. Bingung  aku harus bagaimana setelah ini, bimbang sanggupkah hati ini untuk menjalankannya, sedih harus kembali meniti jalan yang berbeda, padahal kisah ini belum cukup panjang untuk mencapai satu paragraf saja...

Namun haru dan bahagia juga menyelimuti hati ini, ada rasa bangga terselip diantara linangan air mata bahagia dan haru, aku bahagia karena akhirnya pengembara tersesat itu kembali menemukan rombongannya, aku terharu karena ia telah menyelamatkaku dari sebuah jurang kebodohan yang hampir saja menelanku, aku bangga karena kini ia telah menjadi sosok yang dahulu hanya ada dalam impian dan anganku... ^_^

Terima kasih ya Rabb... ^_^

Harapan itu masih ada :)

Biarkan semua kini menjadi sepenggal kisah yang akan selalu terukir indah di dalam sanubari...
Sepenggal kenangan yang tak sampai pada ujung impian, walau kini mendung itu mulai menggantung, aku masih percaya, akan ada angin lembut yang akan menyapunya, menampakkan sinar redup mentari pagi nan cerah, membawa harapan baru dan meneguhkanku bahwa ini semua belum berakhir, hanya tertangguhkan... ^_^
Semoga saja... amiiiiiinnn...

== Arti Kehidupan ==

Kehidupan itu seperti menyusun puzzle di tempat yang terpisah-pisah, kita tak akan tau puzzle mana yang pas untuk bagian itu tanpa mendatangi dan mengamatinya...
Sepertu pola-pola pada kubik, setiap susunan warna telah ditentukan tempat-tempatnya...
Kehidupan layaknya warna-warna pada tiap-tiap potongan-potongan kecil kubik tersebut...
Tergantung kita hendak mengarahkannya kemana, jika diarahkan pada bagian-bagian yang cocok maka kubik akan tersusun rapi sesuai warnanya...
Namun jika tak pandai mengaturnya, kubik akan menjadi berantakan dan tak enak dipandang...
Begitulah hidup kita, tergantung kepada kita sendiri. Hendak dibawa kemana arah hidup yang akan kita susuri. Peran apa yang akan kita pilih untuk dilakoni. Dan kehidupan seperti apa yang kita pilih untuk dijalani... 

Teringat sebuah kalam indah dari Sang Maha Agung...
"Aku tidak akan mengubah suatu kaum, kecuali kaum itu mengubah kehidupannya sendiri"

# Afwan, lupa surat apa... hehe :P

Benih itu mulai tumbuh... ^_^

Untukmu yang sedang tumbuh di jalan dakwah...
Semoga kelopak-kelopak bunga keimanan itu terus merekah menjadi sekuntum bunga mujahid Allah yang kuat dan harum...
Kuat menopang kelemahan dalam terjangan badai dan topan...
Kuat dalam ketegasan dan pendirian menolak kebatilan...
Kuat dalam berazzam dan pengorbanan dalam perjuangan...
Kuat dalam bersabar dan meredam sayhwat dan amarah...
namun,
Harum bagai melati dipagi hari...
Menebarkan kebahagiaan dan kenyamanan bagi sekelilingnya...
Membawa kelembutan dan kedamainan bagi setiap insan  yang memandang...
Menjadi tauladan dan imam yang menyempurnakan... ^_^